Polri-Interpol Bangkok Perketat Pengawasan Perbatasan untuk Cegah TPPO

National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia yang berada di bawah Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri bekerja sama dengan NCB Interpol Bangkok meningkatkan pengawasan dan penjagaan di perbatasan Thailand-Myanmar. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan terhadap tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap terjadi di wilayah tersebut. Kerja sama ini menjadi semakin mendesak setelah ditemukannya sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban TPPO di Myawaddy, Myanmar, yang melibatkan rute penyelundupan melalui Thailand bagian selatan, khususnya di Kota Mae Sot.
Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol. Untung Widyatmoko, menjelaskan bahwa kerja sama antara kedua negara telah dijalin untuk mengatasi masalah ini. “Kami bekerja sama dengan Interpol Bangkok. NCB Jakarta dan NCB Bangkok saling berkoordinasi untuk memperkuat pengawasan di perbatasan,” ujar Untung dalam keterangannya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pada hari Jumat. Dia menekankan bahwa upaya ini merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk memerangi kejahatan lintas batas, khususnya TPPO.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh penegak hukum adalah adanya celah-celah penyelundupan manusia di perbatasan Thailand-Myanmar. Brigjen Untung mengungkapkan bahwa sungai-sungai di wilayah perbatasan sering digunakan sebagai jalur alternatif untuk menyelundupkan korban TPPO. “Perbatasan Thailand-Myanmar memiliki banyak titik rawan, termasuk sungai yang menjadi jalur penyelundupan manusia. Ini menjadi tantangan serius bagi kami,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Polri dan Interpol Bangkok telah meningkatkan patroli dan pengawasan di sepanjang perbatasan. Selain itu, kedua pihak juga berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memantau aktivitas mencurigakan yang berpotensi terkait dengan TPPO. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memutus rantai perdagangan manusia dan melindungi warga negara Indonesia dari menjadi korban kejahatan tersebut.
Brigjen Untung juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam membantu upaya pencegahan TPPO.
Dia mengimbau agar keluarga atau kerabat dari calon PMI lebih berhati-hati dan memastikan bahwa proses migrasi dilakukan melalui jalur resmi. “Kami meminta masyarakat untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja ke luar negeri yang tidak jelas. Pastikan semua proses dilakukan melalui jalur yang legal dan aman,” pesan Website Judi Bola.
Kasus TPPO yang melibatkan PMI di Myanmar telah menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Sejumlah korban yang berhasil diselamatkan menceritakan pengalaman pahit mereka, mulai dari penipuan hingga eksploitasi kerja paksa. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelaku TPPO harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan kerja sama internasional seperti yang dilakukan oleh Polri dan Interpol Bangkok.
Kerja sama antara NCB Interpol Indonesia dan NCB Interpol Thailand ini diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam memerangi TPPO. Selain itu, langkah ini juga menjadi bukti komitmen Indonesia untuk melindungi warganya dari kejahatan lintas batas. “Kami akan terus berupaya memastikan keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri,” tegas Brigjen Untung.
Dengan meningkatnya pengawasan di perbatasan Thailand-Myanmar, diharapkan kasus TPPO dapat ditekan dan korban-korban baru dapat dicegah. Upaya ini juga menjadi bagian dari langkah global untuk memerangi perdagangan manusia, yang merupakan salah satu kejahatan terorganisir yang paling serius di dunia.